Jumat, 25 September 2009

Sabut Kelapa

Komoditas hasil industri sabut kelapa asal Provinsi Lampung makin laku keras, terutama ke pasar China dan Hongkong, selama tahun 2007 ini. Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Provinsi Lampung, Ir Suparmo, mengatakan, di Bandarlampung, Minggu, akibat tingginya permintaan komoditas tersebut, kini harga sabut kepala itu di Lampung juga terus naik.

Ia menjelaskan, sesuai data terakhir yakni periode Januari-Juli 2007, komoditas sabut kelapa Lampung diekspor sebanyak 5.819 ton dan menghasilkan devisa 484.734 dolar Amerika Serikat.
Meski volume maupun nilai devisanya masih relatif kecil, namun dibandingkan dengan realisasi periode sama tahun 2006 yang baru 163 ton dengan devisa US$ 33.527, tercatat telah terjadi peningkatan volume sampai 3.468%, begitu juga nilai devisanya "melejit" sampai 1.345%.
Sementara itu, sejumlah petani kelapa di Desa Kampungbaru, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan, sekitar 65 Km Baratdaya Kota Bandarlampung, mengaku sabut kelapa mulai laku keras di desanya.
"Di sini sabut kelapa basah yang baru dikupas dari bijinya sudah ada yang nampung, yaitu sekitar Rp10.000/meterkubik. Sedagkan di Pulau Jawa sabut kelapa yang sudah dipak rapih hasil olahan bisa mencapai Rp20.000/Kg," kata petani kelapa setempat, H Nurdin (55).
Sementara pejabat penandatangan dokumen-dokumen ekspor daerah Lampung, Bambang Supartono, menambahkan, permintaan sabut kelapa dari China dan Hongkong dalam dua tahun terakhir terus meningkat, dan pangsa pasarnya tetap cerah.
Khusus pada bulan Juli 2007, ada empat perusahaan (pengekspor) Lampung yang memasarkan sabut kelapa ke China dan Hongkong itu, masing-masing PT Crest Int`l Jelita ke China seberat 326,6 ton senilai US$ 31.573, lalu PT Nilam Jaya Buana ke Hongkong 16 ton senilai US$ 4.400.
Kemudian PT Cahaya Anugrah Rudevi ke China 104,7 ton senilai US$ 9.583, dan PT Nilam Jaya Buana juga ke China seberat 16 ton senilai US$ 4.400. Provinsi Lampung yang terdiri atas 10 kabupaten dan kota termasuk sentra buah kelapa, dengan luas areal lebih dari 150.000 hektare, yang berpotensi menghasilkan cukup bayak komoditas sabut kelapa tersebut. (*/erl)


sumber : http://www.kapanlagi.com